Thursday 5 November 2009

Efek Rokok Lebih Berat pada Wanita

Kaum perempuan, ini saatnya untuk mengucapkan selamat tinggal pada rokok. Meski merokok lebih sedikit dibanding pria, perempuan ternyata lebih rentan pada efek kerusakan paru akibat zat karsinogen yang terdapat dalam sebatang rokok.

Kesimpulan tersebut dibuat berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 700 pasien kanker paru. Para peneliti menemukan, meski wanita merokok secara kuantitas lebih sedikit dibanding pria, ternyata mereka cenderung berusia lebih muda saat didiagnosis terkena kanker paru.

Penelitian lain yang dilakukan para ahli dari Universitas Harvard, AS, dan Universitas Bergen di Norwegia terhadap 950 pria dan wanita yang menderita penyakit paru obstruktif kronik (COPD), penyakit akibat rokok, menemukan hasil yang hampir sama.

Diketahui, pasien COPD wanita umumnya berusia lebih muda ketika mereka didiagnosis memiliki penyakit tersebut, dan mereka merokok lebih sedikit dibanding pria. "Wanita lebih rentan terhadap efek kerusakan paru-paru akibat rokok," kata dr Inga-Cecilie Soerheim, peneliti tamu di Harvard yang hasil penelitiannya dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Thoraric Society's.

Tipe kanker paru-paru berbeda

Fakta dari sejumlah penelitian dalam 20 tahun lalu telah menyatakan bahwa perokok wanita lebih rentan terkena kanker paru-paru dibanding perokok pria.

Soerheim dan rekannya, dr Dawn L DeMeo, asisten profesor obat-obatan pada Sekolah Harvard Medical dan Brigham dan Rumah Sakit Wanita di Boston, menemukan bahwa pada tahun 2000, angka kematian wanita terhadap COPD melebihi pria, meski para peneliti belum mengetahui alasannya.

Namun, dr Michael Thun, mantan Direktur Penelitian Epidemiologi di American Cancer Society, tidak menerima secara cepat teori tesebut. “Bukti sebenarnya menunjukkan bahwa wanita dan pria sama-sama berisiko terkena kanker paru-paru, dengan atau tanpa merokok,” katanya.

Namun, Thun menambahkan, tipe kanker paru-paru mereka berbeda, mengacu pada daerah paru-paru yang memiliki kemungkinan bahwa kanker terjadi pada wanita dan pria.

Terkait dengan penelitian baru COPD, yang menyatakan wanita lebih rentan, Thun berpendapat, ada faktor lain yang memicu, seperti harapan hidup wanita yang lebih lama. Selain itu, fokus pada kemungkinan perbedaan jender mungkin dilupakan. Sebaliknya, ia menekankan agar ahli kesehatan dan masyarakat umum perlu fokus jika merokok adalah kontribusi terbesar pada kanker paru-paru dan COPD.

“Jika mereka berhenti merokok sebelum berusia 50 tahun, maka sebagian besar risiko tersebut bisa dihindari,” ujarnya, mengutip penelitian yang sudah dipublikasikan. Kemudian ketika mereka berhenti, wanita dan pria dapat mencari cara lain untuk mengurangi risiko terhadap kanker paru-paru, seperti menghindari asap rokok.

Menurut American Cancer Society, kanker paru-paru menjadi penyebab tertinggi terhadap kematian pria dan wanita di Amerika Serikat. Lebih banyak orang yang meninggal akibat kanker paru-paru dibanding dengan kanker kolon, serta kombinasi kanker payudara dan prostat.

Lembaga ini memperkirakan, lebih dari 219.000 kasus baru kanker paru-paru akan terdiagnosis tahun ini, dan 159.390 orang akan meninggal akibat penyakit tersebut.


Sumber : kompas.com

No comments: