Deskripsi
- Nama & Struktur Kimia : N,N-dimethylimidodicarbonimidic diamide
- Sifat Fisikokimia : Metformin umumnya terdapat dalam bentuk metformin hidroklorida, merupakan kristal putih atau putih tulang (off-white) dengan BM 165,63. Metformin hidroklorida sangat mudah larut dalam air, dan praktis tidak larut dalam aseton, eter ataupun kloroform. pKa metformin = 12,4 dan pH larutan 1% metformin hidroklorida = 6,68
- Keterangan : -
Golongan/Kelas Terapi
Hormon, obat Endokrin Lain dan Kontraseptik
Nama Dagang
- Benoformin - Bestab - Diabex - Eraphage
- Forbetes - Formell - Glucophage - Glucotika
- Gludepatic - Glufor - Glumin - Methpica
- Metphar - Neodipar - Rodiamet - Tudiab
- Zendiab - Zumamet - Metformin (Generic)
Indikasi
Diabetes Melitus Tipe II yang gagal dikendalikan dengan diet dan OHO golongan sulfonilurea, terutama pada pasien yang gemuk
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Sebagaimana aturan umum pemberian OHO, harus dimulai dari dosis rendah, dan ditingkatkan sesuai respon terhadap terapi. Untuk metformin dalam bentuk tablet, dosis awal dimulai dari 2 kali sehari @ 250-500 mg diberikan pada saat sarapan/makan, sedangkan untuk tablet lepas lambat (Ss) 500 mg per hari diberikan satu kali sehari pada saat makan malam. Untuk metformin dalam bentuk tablet dosis yang dianjurkan 250-500 mg tiap 8 jam atau 850 mg tiap 12 jam bersama/sesaat sesudah makan. Dosis maksimal yang dianjurkan untuk anak-anak 2000 mg perhari, untuk orang dewasa 2550 mg perhari, namun bila diperlukan dapat ditingkatkan sampai maksimal 3000 mg per hari. Untuk metformin dalam bentuk tablet lepas lambat, dosis maksimal yang dianjurkan 2000 mg per hari. Tablet lepas lambat harus ditelan utuh, jangan dihancurkan atau dikunyah. Konsumsi metformin dianjurkan bersama atau sesaat sesudah sarapan, untuk mengurang efek samping mual, muntah, diare dan gangguan pencernaan lainnya.
Farmakologi
Satu-satunya golongan biguanida yang masih dipergunakan sebagai obat antidiabetes oral. Metformin dapat digunakan bersama dengan insulin atau senyawa sulfonilurea lainnya. Sebagian besar penderita diabetes yang gagal diobati dengan sulfonilurea umumnya dapat ditolong dengan biguanida. Antidiabetik oral golongan biguanida mempunyai mekanisme kerja yang berbeda dengan golongan sulfonilurea. Obat-obat ini bekerja menurunkan kadar glukosa darah tidak melalui perangsangan sekresi insulin, melainkan langsung pada hati (hepar), yaitu menurunkan produksi glukosa hati dengan jalan menurunkan kecepatan glikogenolisis dan glukoneogenesis. Disamping itu, metformin juga meningkatkan sensivitas sel-sel tubuh terhadap insulin dengan jalan memperbaiki transport dan meningkatkan penggunaan glukose sel-sel otot dan ekstrahepatik lainnya. Metformin dapat memperbaiki uptake glukosa sampai sebesar 10-40%. Metformin tidak merangsang sekresi insulin, oleh sebab itu hanya efektif bila terdapat insulin endogen. Karena tidak merangsang sekresi insulin, senyawa-senyawa biguanida hampir tidak pernah menyebabkan hipoglikemia. Pada orang non-diabetik, pemberian senyawa biguanida tidak menurunkan kadar glukosa darah. Kelebihan metformin dari OHO sulfonilurea adalah tidak menaikkan berat badan, tidak menimbulkan masalah hipoglikemia dan hiperinsulinemia. Penyerapan OH biguanida di usus cukup baik. Ketersediaan hayati absolut pada pemberian 500 mg metformin per oral pada kondisi puasa sekitar 50-60%, dan absorpsi akan berkurang dengan meningkatnya dosis yang diberikan. Makanan dapat menurunkan absorpsi dan memperpanjang waktu absorpsi (konsentrasi puncak dalam plasma menurun sekitar 40%, dan waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi puncak bertambah panjang sekitar 35 menit). Berbeda dengan OHO sulfonilurea yang sebagian besar terikat pada protein plasma, metformin hampir tidak ada yang terikat pada protein plasma. Metformin terpartisi ke dalam sel-sel darah merah. Pada pemberian dosis terapi normal, Konsentrasi plasma steady state metformin tercapai dalam 24-48 jam dan umumnya <1 m g/mL, dengan konsentrasi plasma maksimum tidak lebih dari 5 m g/mL, bahkan pada dosis maksimum. Metformin diekskresikan melalui urin dalam bentuk asal (tak berubah). Renal clearance lebih kurang 3,5 kali lebih besar dari pada creatinine clearance, menunjukkan bahwa sekresi tubular merupakan jalan utama eliminasi metformin. Setelah pemberian per oral, sekitar 90% metformin yang terabsorpsi akan dieliminasi melalui ginjal dalam waktu 24 jam. Waktu paruh eliminasi plasma sekitar 6,2 jam, namun waktu paruh eliminasi darah sekitar 17,6 jamginjal dalam waktu 24 jam. Waktu paruh eliminasi plasma sekitar 6,2 jam, namun waktu paruh eliminasi darah sekitar 17,6 jam. Hal ini menunjukkan bahwa massa sel-sel darah merah kemungkinan besar merupakan kompartemen distribusi metformin
Stabilitas Penyimpanan
Simpan pada suhu 20-25°C
Kontraindikasi
Gangguan fungsi ginjal atau hati, Predisposisi asidosis laktat, Gagal jantung, Infeksi atau trauma berat, Dehidrasi, Alkoholisme, Hamil atau menyusui.
Efek Samping
Gangguan pencernaan, antara lain mual, muntah, diare ringan. Anoreksia. Asidosis laktat, terutama terjadi pada penderita gangguan ginjal dan/atau hati, atau pada peminum alkohol. Gangguan penyerapan vitamin B12
Interaksi
- Dengan Obat Lain :
Alkohol: dapat menambah efek hipoglikemik, risiko asidosis laktat
Antagonis kalsium: misalnya nifedipin kadang-kadang mengganggu toleransi glukosa
Antagonis Hormon: aminoglutetimid dapat mempercepat metabolisme OHO; oktreotid dapat menurunkan kebutuhan insulin dan OHO
Antihipertensi diazoksid: melawan efek hipoglikemik
Antidepresan (inhibitor MAO): meningkatkan efek hipoglikemik
Antihistamin: pada pemakaian bersama biguanida akan menurunkan jumlah trombosit
Anti ulkus: simetidin menghambat ekskresi renal metformin, sehingga menaikkan kadar plasma metformin
Hormon steroid: estrogen dan progesterone (kontrasepsi oral) antagonis efek hipoglikemia
Klofibrat: dapat memperbaiki toleransi glukosa dan mempunyai efek aditif terhadap OHO
Penyekat adrenoreseptor beta : meningkatkan efek hipoglikemik dan menutupi gejala peringatan, misalnya tremor
Penghambat ACE: dapat menambah efek hipoglikemik
- Dengan Makanan : Makanan dapat menurunkan absorpsi dan memperpanjang waktu absorpsi metformin
Pengaruh
- Terhadap Kehamilan : Faktor risiko kehamilan FDA : Katagori B. Tidak disarankan untuk wanita hamil
- Terhadap Ibu Menyusui : Metformin dapat masuk ke dalam air susu ibu. Oleh sebab itu tidak boleh diberikan pada ibu menyusui
- Terhadap Anak-anak : Tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak-anak di bawah usia 10 tahun
- Terhadap Hasil Laboratorium : -
Parameter Monitoring
Kadar glukosa darah puasa : 80–120mg/dl
Kadar hemoglobin A1c : <100mg/dl
Gejala hipoglikemia
Bentuk Sediaan
Tablet 500 mg dan 850 mg, Tablet Ss (Tablet Lepas Lambat) 500 mg dan 850 mg
Peringatan
-
Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus
-
Informasi Pasien
Jangan konsumsi obat lain tanpa seizin dokter atau apoteker
Obat ini hanya berperan sebagai pengendali diabetes, bukan penyembuh
Obat ini hanya faktor pendukung dalam pengelolaan diabetes, faktor utamanya adalah pengendalian diet (pola makan) dan olah raga
Konsumsi obat sesuai dosis dan aturan pakai yang diberikan dokter
Monitor kadar glukosa darah sebagaimana yang dianjurkan oleh dokter
Jika Anda merasakan gejala-gejala hipoglikemia (pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, segera hubungi dokter
Laporkan pada dokter jika Anda berencana untuk hamil
Obat ini tidak boleh dikonsumsi semasa hamil atau menyusui, kecuali sudah diizinkan oleh dokter
Mekanisme Aksi
Antidiabetik oral golongan biguanida mempunyai mekanisme kerja yang berbeda dengan golongan sulfonilurea. Obat-obat ini bekerja tidak melalui perangsangan sekresi insulin, melainkan langsung pada hati (hepar), yaitu menurunkan produksiglukosa hati dengan jalan mengurangi glikogenolisis dan glukoneogenesis. Disamping itu, metformin juga meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin dengan jalan memperbaiki transport dan meningkatkan penggunaan glukosa oleh sel-sel otot dan ekstrahepatik lainnya.
Monitoring Penggunaan Obat
-
Daftar Pustaka
Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 2000
Handoko dan Suharto. Insulin, Glukagon dan Antidiabetik Oral. Dalam: Farmakologi dan Terapi edisi 4, 2004. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Soegondo S. Prinsip Pengobatan Diabetes, Insulin dan Obat Hipoglikemik Oral. Dalam: Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2004
Glucophage, Rx List The Internet Drug Index @ www.rxlist.com/cgi/generic/metformi_cp.html
No comments:
Post a Comment